![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |

Category: | Movies |
Genre: | Mystery & Suspense |
In My Time of Dying adalah episode 23 serial TV Supernatural yang merupakan bagian pertama Season 2. Episode ini adalah sekuel episode sebelumnya “Devil’s Trap” yang merupakan bagian akhir Season 1. He… he… mungkin agak membingungkan buat yang tidak mengikuti serial thriller ini.
Setelah berkali-kali lolos dari perangkap setan yang membunuh ibu mereka, Dean, Sam Winchester, serta ayah mereka, John Winchester, akhirnya bisa melarikan diri. Dengan mengendarai Chevy Impala 1967 warna hitam, mereka menyelamatkan diri mereka yang terluka parah ke RS. Tiba-tiba dalam perjalanan, sebuah truk besar menghajar mereka sehingga mobil yang mereka kendarai ringsek.
Dari ketiganya, Dean terluka paling parah. Ia kehilangan banyak darah. Batok kepalanya retak, terdapat pembengkakan otak, ginjal dan hatinya mengalami kerusakan. Dalam keadaan koma, ruh Dean bertemu dengan malaikat maut yang siap mencabut nyawanya. Namun Dean belum siap. Ia merasa tugas menjaga adiknya, Sam, belum usai. Ia kemudian mencoba melakukan tawar-menawar dengan malaikat maut.
Di saat Dean sekarat, sang ayah, John Winchester, masih mengkhawatirkan keberadaan 'The Colt', pistol sakti yang bisa membunuh segala macam makhluk supernatural. Hal ini membuat anak bungsunya, Sam Winchester, marah besar.
"Your son is dying and you still worry about the colt?" pekik Sam yang selalu tidak akur dengan ayahnya.
Ternyata John punya rencana sendiri. Ia merasa sangat bertanggung jawab atas Dean yang sekarat. Tanpa sepengetahuan Sam, John diam-diam memanggil setan jahat yang telah membuhuh istrinya dan hampir membunuh Sam saat masih bayi.
Pertemuan John dengan sang setan kali ini bukan untuk memusnahkannya, tapi melakukan transaksi/pertukaran. John hendak menukar 'The Colt' dengan nyawa Dean, dengan taruhan nyawa John sendiri. Tapi John minta satu syarat; sebelum mati, John ingin memastikan Dean selamat.
Setelah sepakat, Dean yang hampir mati tiba-tiba sadar dan sembuh total. Dokter pun heran dengan keajaiban ini. Sang adik, Sam, tentu saja gembira sekali dengan kesembuhan Dean.
Kemudian sang ayah, John, masuk ke kamar Dean. Seperti biasa, Sam dan John kembali berdebat. Dan seperti biasa pula, Dean yang menenangkan mereka. "Can we not argueing?" ujar John kemudian. Lalu ia meminta Sam membelikan kopi untuknya.
Inilah detik-detik perpisahan mendebarkan antara John dan Dean. Seperti yang sudah-sudah, John minta agar Dean selalu menjaga Sam. Kemudian ia membisikkan sesuatu di telinga Dean yang membuat Dean tampak setengah terkejut. Setelah itu John meninggalkan kamar Dean.
Drama kematian John berlangsung slow motion, dimulai dari kopi yang jatuh dari tangan Sam saat ia melihat ayahnya tergeletak di lantai. Kemudian tim dokter berusaha keras memacu jantungnya berkali-kali. Sam dan Dean hanya bisa menatap tak percaya ayah mereka yang tidak berdaya sampai akhirnya dokter mengatakan, "Waktu kematian: 10.40....".
Meskipun sudah tahu jalan cerita episode ini sebelumnya, sebagai penggemar Supernatural, aku ikut-ikutan tidak percaya seperti halnya kakak beradik Winchester (cieeeh..). Lebih gemesnya lagi, ternyata serial ini berakhir di episode ini (Trans7 gimana seeeh?!!). Padahal setahuku masih banyak episode Supernatural yang belum ditayangkan.
Anyway, hal yang membuatku sangat terharu adalah kasih sayang tak terkira orang tua pada anaknya hingga rela mengorbankan nyawanya sendiri. Dan yang tak kalah mengharukan adalah pertengkaran yang kerap terjadi antara Sam dan ayahnya.
Meskipun sering bertengkar, bukan berarti Sam membenci ayahnya, begitu pula sebaliknya. Mereka sebenarnya sangat menyayangi. Itulah kenapa aku jadi tercenung; seringkali orang yang kita 'sakiti' adalah orang yang paling kita cintai, orang yang paling dekat dengan kita... Ironis memang, tapi itulah kenyataannya.
Hix..hix.. jadi ingat (alm.) ayah dan ibuku. Semoga aku bisa selalu membahagiakan mereka... amin.
PS. I wont let my parents sacrifice themselves to demon like what John has done...;p
Coz Allah is the best rescuer!
Dari ketiganya, Dean terluka paling parah. Ia kehilangan banyak darah. Batok kepalanya retak, terdapat pembengkakan otak, ginjal dan hatinya mengalami kerusakan. Dalam keadaan koma, ruh Dean bertemu dengan malaikat maut yang siap mencabut nyawanya. Namun Dean belum siap. Ia merasa tugas menjaga adiknya, Sam, belum usai. Ia kemudian mencoba melakukan tawar-menawar dengan malaikat maut.
Di saat Dean sekarat, sang ayah, John Winchester, masih mengkhawatirkan keberadaan 'The Colt', pistol sakti yang bisa membunuh segala macam makhluk supernatural. Hal ini membuat anak bungsunya, Sam Winchester, marah besar.
"Your son is dying and you still worry about the colt?" pekik Sam yang selalu tidak akur dengan ayahnya.
Ternyata John punya rencana sendiri. Ia merasa sangat bertanggung jawab atas Dean yang sekarat. Tanpa sepengetahuan Sam, John diam-diam memanggil setan jahat yang telah membuhuh istrinya dan hampir membunuh Sam saat masih bayi.
Pertemuan John dengan sang setan kali ini bukan untuk memusnahkannya, tapi melakukan transaksi/pertukaran. John hendak menukar 'The Colt' dengan nyawa Dean, dengan taruhan nyawa John sendiri. Tapi John minta satu syarat; sebelum mati, John ingin memastikan Dean selamat.
Setelah sepakat, Dean yang hampir mati tiba-tiba sadar dan sembuh total. Dokter pun heran dengan keajaiban ini. Sang adik, Sam, tentu saja gembira sekali dengan kesembuhan Dean.
Kemudian sang ayah, John, masuk ke kamar Dean. Seperti biasa, Sam dan John kembali berdebat. Dan seperti biasa pula, Dean yang menenangkan mereka. "Can we not argueing?" ujar John kemudian. Lalu ia meminta Sam membelikan kopi untuknya.
Inilah detik-detik perpisahan mendebarkan antara John dan Dean. Seperti yang sudah-sudah, John minta agar Dean selalu menjaga Sam. Kemudian ia membisikkan sesuatu di telinga Dean yang membuat Dean tampak setengah terkejut. Setelah itu John meninggalkan kamar Dean.
Drama kematian John berlangsung slow motion, dimulai dari kopi yang jatuh dari tangan Sam saat ia melihat ayahnya tergeletak di lantai. Kemudian tim dokter berusaha keras memacu jantungnya berkali-kali. Sam dan Dean hanya bisa menatap tak percaya ayah mereka yang tidak berdaya sampai akhirnya dokter mengatakan, "Waktu kematian: 10.40....".
Meskipun sudah tahu jalan cerita episode ini sebelumnya, sebagai penggemar Supernatural, aku ikut-ikutan tidak percaya seperti halnya kakak beradik Winchester (cieeeh..). Lebih gemesnya lagi, ternyata serial ini berakhir di episode ini (Trans7 gimana seeeh?!!). Padahal setahuku masih banyak episode Supernatural yang belum ditayangkan.
Anyway, hal yang membuatku sangat terharu adalah kasih sayang tak terkira orang tua pada anaknya hingga rela mengorbankan nyawanya sendiri. Dan yang tak kalah mengharukan adalah pertengkaran yang kerap terjadi antara Sam dan ayahnya.
Meskipun sering bertengkar, bukan berarti Sam membenci ayahnya, begitu pula sebaliknya. Mereka sebenarnya sangat menyayangi. Itulah kenapa aku jadi tercenung; seringkali orang yang kita 'sakiti' adalah orang yang paling kita cintai, orang yang paling dekat dengan kita... Ironis memang, tapi itulah kenyataannya.
Hix..hix.. jadi ingat (alm.) ayah dan ibuku. Semoga aku bisa selalu membahagiakan mereka... amin.
PS. I wont let my parents sacrifice themselves to demon like what John has done...;p
Coz Allah is the best rescuer!

Next: Bad Day at The Black Rock (Supernatural TV Series)
0 comments:
Posting Komentar